##

Menjaga Otentisitas Ilmu Tajwid Melalui Sanad: Seminar Internasional Bahas Tuhfatul Athfal & Jazariyah

Pacet, Mojokerto — Institut Pesantren KH. Abdul Chalim (IKHAC) kembali menyelenggarakan Seminar Internasional pada Senin, 22 Februari 2021, dengan mengangkat tema “Sanad Tuhfatul Athfal & Jazariyah”. Bertempat di Aula GH IKHAC, kegiatan ini menghadirkan Syekh Dr. Nabil Muhammad Ali sebagai narasumber utama, dan diikuti oleh lebih dari 200 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan peneliti dari berbagai wilayah di Indonesia.

Acara dibuka dengan khidmat melalui pembacaan ayat suci Al-Qur’an, menyanyikan lagu Indonesia Raya, serta sambutan dari Prof. Dr. KH. Asep Syaifuddin Chalim, M.A. (Pembina IKHAC) dan Rektor Dr. KH. Mauhibur Rokhman, Lc., MIRKH. Suasana akademik terasa kental sepanjang seminar berlangsung mulai pukul 08.00 WIB hingga 13.30 WIB.

Seminar ini difokuskan pada pembahasan dua matan klasik dalam ilmu tajwid, yaitu Tuhfatul Athfal karya Syaikh Sulaiman Al-Jamzuri dan Al-Jazariyah karya Imam Ibnul Jazari. Kedua teks tersebut telah menjadi rujukan utama dalam pembelajaran tajwid di berbagai pesantren dan institusi pendidikan Islam. Namun, yang menjadi sorotan utama dalam forum ini adalah pentingnya memahami dan memperoleh sanad—rantai transmisi keilmuan yang bersambung hingga ke penulis asli matan.

Syekh Dr. Nabil Muhammad Ali menekankan bahwa sanad tidak sekadar memperkuat keabsahan materi yang dipelajari, tetapi juga melestarikan tradisi keilmuan Islam yang penuh adab dan keberkahan. Ia menjelaskan bahwa proses mendapatkan sanad bukanlah sekadar formalitas, melainkan dilakukan melalui metode talaqqi (belajar langsung) dan musyafahah (tatap muka), yang memastikan kedalaman pemahaman serta kesinambungan spiritual antara guru dan murid.

Melalui penjelasan sejarah kedua matan, struktur isi, serta fungsinya dalam sistem pendidikan tajwid, seminar ini berhasil menggugah kesadaran para peserta akan pentingnya menjaga kemurnian ilmu melalui jalur sanad yang sahih. Di tengah arus digitalisasi pembelajaran, IKHAC berkomitmen untuk terus menghidupkan warisan keilmuan para ulama salaf dengan pendekatan tradisional yang penuh makna.

Seminar ditutup dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang interaktif, disusul dengan pembacaan doa penutup, meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta akan pentingnya memelihara sanad sebagai ruh dalam belajar ilmu-ilmu agama.


(pgmi)